Aktivitas pertambangan secara terbuka memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan dapat merusak permukaan tanah seperti penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah, terjadinya erosi dan sedimentasi, terjadinya gerakan tanah atau longsoran, terganggunya flora dan fauna, terganggunya keamanan dan kesehatan penduduk, serta perubahan iklim mikro. Revegetasi lahan pasca tambang batubara mendapatkan solusi dan dampak tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menduga laju erosi dan status menetapkan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada areal revegetasi tahun 2021, tahun 2022 dan hutan sekunder di PT Indominco Mandiri, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan, yang dimulai dari Desember 2023 hingga Juli 2024. Penelitian pendugaan laju erosi menggunakan metode tongkat (stick) dengan beberapa tahap yaitu dengan plot ukur erosi berukuran 20 m x 20 m dibuat subplot berukuran 10 m x 10 m di setiap ujung sub plot dipasang tongkat erosi dan pengambilan sampel tanah untuk menguji sifat fisik dan kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan nilai laju erosi dan sedimentasi tertinggi hingga terendah yaitu: pada areal revegetasi tahun 2021 sebesar 400,44 ton ha-1 tahun-1 , diikuti pada areal revegetasi tahun 2022 sebesar 246,84 ton ha-1 tahun-1 , dan areal hutan sekunder sebesar 118,75 ton ha-1 tahun-1 , Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada tiga titik pemataun laju erosi PT Indominco Mandiri tergolong kedalam kelas IV termasuk kategori sangat berat. Sehubungan akan dilakukan pengendalian laju erosi, disarankan perlunya memperhatikan areal Revegetasi secara berkala dan dilakukan penanaman penutup tanah jenis legume cover crop (LCC) pada setiap areal revegetasi, pengawasan dan monitoring erosi secara teratur sangat penting dalam mengurangi erosi, selain itu perlu dilakukan penataan pembentukan lahan (recontouring atau reshaping).