Desa Jantur, Desa Jantur Baru, dan Desa Jantur Selatan merupakan desa – desa yang rawan bencana banjir yang mana pada saat banjir aktivitas sekolah akan mengalami gangguan, sehingga perlu adanya strategi untuk dapat menjalankan proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi proses pembelajaran sekolah dalam menghadapi bencana banjir di Danau Jempang. Teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan FGD. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan guru, sedangkan FGD dilakukan dengan peserta didik. Analisis data penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dari hasil wawancara dan FGD. Strategi yang diimplementasikan oleh sekolah dalam menghadapi bencana banjir Danau Jempang terbagi menjadi dua kategori, yaitu meliburkan sekolah dan tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penyesuaian tertentu. Sekolah memutuskan untuk menghentikan aktivitas proses belajar ketika banjir mencapai melampaui jembatan (jalan) atau ketika ruang kelas tidak dapat digunakan akibat terendam air. Selama masa libur, siswa diberikan tugas oleh guru yang harus diselesaikan dan dikumpulkan setelah kegiatan pembelajaran kembali dilaksanakan. Pembelajaran juga dialihkan melalui platform telekonferensi, seperti WhatsApp, Zoom, Google Classroom, dan Google Meet. Apabila sekolah tetap masuk pada saat banjir, penyesuaian dilakukan dengan memperbolehkan siswa tidak mengenakan sepatu karena kondisi jalan yang basah. Selain itu, mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang terdampak akibat lapangan yang terendam dialihkan ke pembelajaran teori di dalam kelas atau dipindahkan ke lokasi yang lebih aman, seperti halaman sekolah, ruang serbaguna, atau gedung serbaguna desa. Strategi ini diambil oleh pihak sekolah bertujuan supaya peserta didik, guru dan staf sekolah aman serta proses pembelajaran tetap berjalan walaupun terkendala bencana banjir.