Penyelenggaraan program pendidikan inklusi di setiap jenjang pendidikan adalah langkah pemerintah untuk melakukan pemerataan pendidikan dan memberikan hak yang sama bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Index for Inclusion digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kesenjangan yang terjadi antara pelaksanaan terhadap standar pelaksanaan program. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kesenjangan yang terjadi antara pelaksanaan terhadap standar pelaksanaan program pendidikan inklusi yang dilaksanakan pada sekolah dasar di Kecamatan Sungai Kunjang, Penelitian ini dilaksanakan pada tujuh sekolah penyelenggara di Kecamatan Sungai Kunjang. Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan menggunakan metode Evaluatif Deskriptif. Sumber data dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan juga Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari sekolah penyelenggara program pendidikan inklusi di Kecamatan Sungai Kunjang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Wawancara, Angket, dan Dokumentasi Teknik Analisis Data yaitu Design, Installation, Process, dan Product. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki agar pelaksanaan program pendidikan inklusi ini dapat berjalan sesuai dengan index for inclusion, yaitu dari Dimensi Praktik diketahui bahwa, sekolah harus mengurangi tingkat diskriminasi, guru harus membuat rancangan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus, menambahkan ruang kelas khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Dari Dimensi Budaya yaitu guru melakukan sosialisasi atau parenting class untuk mengurangi tingkat penolakan terhadap PDBK. Dari Dimensi Kebijakan yaitu sekolah harus menyediakan Guru Pembimbing Khusus yang kompeten di bidang nya, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi peserta didik berkebutuhan khusus, mengurangi tingkat diskriminasi terhadap peserta didik berkebutuhan khusus, menyediakan shadow teacher, dan bekerja sama dengan pihak psikolog atau dokter untuk memantau perkembangan dari peserta didik berkebutuhan khusus