Bontang merupakan kota yang memiliki banyak tempat wisata kuliner. Gammi dikenal sebagai makanan khas Bontang. Gammi merupakan sambal yang dibuat dengan bahan utama yang relatif sederhana. Konsep Gammi masih dipertanyakan karena perbedaan informasi yang diterima masyarakat. Berbagai resep khas gammi menjadi fokus perhatian sehingga sulit untuk memahami dari mana asal mula gammi. Hal ini menyebabkan terciptanya berbagai prototipe Gammi. Penelitian ini didasarkan atas kajian linguistik kognitif. Yakni mengkaji bahasa dan pikiran secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kategorisasi dan prototipe makanan khas gammi sebagai identitas Kota Bontang dalam persepsi masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan kuesioner, menggunakan kuesioner dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab melalui internet. Data dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan jenis prototipenya mengacu pada teori Rosch. Hasil analisis diuraikan dengan tabel dan deskripsi. Simpulannnya, penelitian ini mendeskripsikan bahwa prototipe Gammi didapatkan sebanyak 12 kosakata. Kosakata terbanyak pada papan atas prototipe enak, pedas, bawis, Bontang, ikan, cobek. Prototipe makanan, tomat, nagih pada papan tengah dan papan akhir kosakata yang menarik dituliskan oleh responden prototipe laut, unik, seafood. selanjutnya mendeskrisikan prototipe Bontang ditemui sebanyak 11 kosakata. Prototipe gammi, bersih, kota, nyaman, indah yang paling banyak dituliskan oleh responden pada papan atas, selanjutnya pada papan tengah terdapat prototipe wisata, bawis, tentram. Kemudian prototipe kaltim, suku, budaya dituliskan pada papan akhir tentang frasa Bontang.