Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang memberikan manifestasi terhadap penyakit lainnya. Prevalensi di Kalimantan Timur sebesar 3% melebihi angka nasional yaitu 2% (Riskesdas, 2018). Serta memiliki kecenderungan meningkat pada tahun 2021 sebanyak 51.214 sedangkan di tahun 2022 sebanyak 84.653 (Dinkes Prov Kaltim, 2021). Hasil skrining terhadap pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bontang sebesar 6,09% tahun 2023 yang memiliki kadar gula darah diatas 200 mmHg. Besaran tersebut menunjukkan jumlah potensial pegawai yang akan mengidap penyakit DM tipe 2 dan jumlah tersebut berada jauh diatas prevalensi nasional yaitu sebesar 2%. Hal tersebut menunjukkan risiko yang tinggi untuk mengidap penyakit diabetes melitus (DM). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejadian diabetes melitus pada OPD di kota Bontang. Penelitian merupakan studi observasional dengan desain cross sectional. Data bersumber dari hasil skrining seluruh pegawai OPD berjumlah 1955 orang. Uji regresi logistik biner digunakan dalam mengidentifikasi faktor resiko penyakit DM. Hasil analisis didapatkan bahwa indeks massa tubuh (IMT), jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga DM, tekanan darah dan riwayat penyakit jantung merupakan faktor risiko kejadian DM di Organisasi Perangkat daerah (OPD) Kota Bontang. Riwayat keluarga DM merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian DM (OR=4.882). Diharapkan dikeluarkan kebijakan yang mengatur secara mengikat kepada pegawai OPD Kota Bontang tentang pelaksanaan skrining dan tindaklanjutnya.