Bahasa Kutai adalah bagian dari keluarga bahasa Austronesia, khususnya subkelompok bahasa Melayu-Polinesia. Bahasa ini digunakan oleh masyarakat Kutai di wilayah Kalimantan Timur, Indonesia. Bahasa Kutai memiliki beberapa dialek yang berbeda, termasuk dialek Muara Ancalong. Fonologi adalah suatu disiplin ilmu linguistik yang berfokus pada mempelajari tentang cara terjadinya bunyi-bunyi bahasa sampai dengan fungsi bunyi-bunyi bahasa secara keseluruhan. Penelitian terhadap bahasa daerah tidak hanya mendukung pembinaan dan pelestarian bahasa, tetapi juga memastikan bahwa bahasa tersebut tetap dikenal dan bertahan dari masa ke masa. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan fonem vokal, fonem konsonan, diftong dan distribusi fonem bahasa Kutai di Kecamatan Muara Ancalong. Penelitian ini dilakukan di Desa Teluk Baru Kecamatan Muara Ancalong dengan mengunakan metode Agih. Berdasarkan penyajian data dan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa bahasa Kutai dialek Muara Ancalong memiliki 6 fonem vokal diantaranya fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /ə/, dan /o/, 18 fonem konsonan diantaranya fonem /b/, /p/, /m/, /w/, /d/, /t/, /n/, /l/, /r/, /s/, / ñ/, /j/, /c/, /y/, /g/, /k/, /ŋ/, dan /h/, serta 8 fonem diftong /ai/, /au/, /Ie/, /ui/, /uɛ/, /ea/, /ɛa/, dan /כi/. Diftong dibedakan menjadi diftong menaik yaitu /ai/, /au/, dan /כi/ serta diftong menurun /uɛ/, /ea/, /ɛa/, dan /ie/, dengan /ui/ yang tergolong sebagai diftong sejajar. Penelitian ini juga mengidentifikasi pola distribusi fonem yang lengkap dan tidak lengkap serta pola silabel dalam bahasa Kutai dialek Muara Ancalong diantaranya V, VK, KV, KVV, KVK, KKV, dan KKVK.