Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Program Revitalisasi Bahasa Kenyah oleh Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur di Desa Pampang, Kota Samarinda, serta faktor penghambatnya.
Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif dengan metode kualitatif, dengan sumber data primer melalui wawancara dengan key informan Koordinator Revitalisasi Bahasa Kenyah Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Sumber data sekunder mencakup informasi pers rilis, dokumen, dan arsip terkait program revitalisasi. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana.
Implementasi program revitalisasi Bahasa Kenyah di Desa Pampang berhasil terlaksana dengan baik oleh Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur sebagai implementornya hal tersebut terbukti dari enam tahapan program revitalisasi bahasa daerah dari kurikulum Merdeka Belajar episode ke-17 telah mencapai tujuannya. Mulai dari tahap rapat koordinasi, diskusi kelompok, pelatihan guru, pengimbasan hingga Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi berhasil teralisasi dalam revitalisasi Bahasa kenyah di Desa Pampang. Namun, selama prosesnya ternyata terdapat penghambat yang megakibatkan setiap tahapannya tidak begitu maksimal secara sempurna, yaitu: 1) tidak maksimalnya implementasi Perwali No 15 Tahun 2022 yang tidak memiliki turunan kebijakan yang spesifik terkait revitalisasi berbasis muatan lokal dan 2) modul revitalisasi berbasis komunitas yang tidak dapat diterapkan di sekolah-sekolah Pampang karena tidak adanya muatan lokal Bahasa Kenyah di sekolah tersebut.