Musbangga Ari Prayoga. Evaluasi Kadar Kalsium dan Fosfor pada Sapi Dara, Bunting dan Laktasi dilahan Pasca Tambang Kecamatan Samboja Kalimantan Timur. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, 2022. (di bawah bimbingan Khoiru Indana dan Julinda Romauli Manullang).
Usaha peternakan mengalami penurunan khususnya usaha peternakan rakyat akibat kurangnya lahan untuk pengembangan ternak yang ada. Defisiensi mineral Ca dan P sering dijumpai pada sapi saat masa pertumbuhan sapi Bali yang dipelihara dilahan pasca tambang.. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi kadar kalsium dan fosfor pada sapi dara, bunting dan laktasi dilahan pasca tambang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati kadar kalsium dan fosfor pada sapi yang dipelihara dilahan pasca tambang batubara di kecamatan samboja. Sampel yang digunakan 8 sapi dara,8 sapi bunting dan 8 sapi laktasi. Sampel darah diambil sebanyak 5 ml dari vena jugularis. Analisis data menggunakan ANOVA dengan mambandingkan rata-rata 3 kelompok sapi yaitu dara, bunting dan laktasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata perhitungan Kalsium sapi dara, bunting dan laktasi yang dipelihara dilahan pasca tambang berturut-turut adalah adalah 14,22 mg/dl; 12,7 mg/dl; 13,65 mg/dl. Hasil uji ANOVA terhadap rata-rata kadar mineral kalsium pada sapi dara, bunting dan laktasi di lahan pasca tambang dapat diperoleh nilai (P > 0,05). Hasil ini menunjukan rata-rata kadar kalsium pada ketiga kelompok sapi mengalami hiperkalsemia. Sedangkan hasil uji fosfor diperoleh rata-raa kadar P sapi dara bunting dan laktasi yaitu adalah 2,50 mg/dl; 2,24 mg/dl dan 1,87 mg/dl dari ketiga kelompok sapi semua mengalami defesiensi mineral P.
Sapi yang dipelahara dilahan pasca tambang dapat diketahui bahwa sapi-sapi mengalami hiperkalsemia pada mineral Ca dan defesiensi mineral P dikarnakan pakan yang dikonsumsi rendah akan nutrisi. Perbaikan manajemen pemeliharaan menjadi salah satu kunci utama dalam meningkatkan produktivitas ternak sehingga mineral yang ada dalam tubuh ternak menjadi seimbang antara Ca dan P