Stres oksidatif adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dan jumlah antioksidan dalam tubuh. Peningkatan radikal bebas dalam tubuh ditunjukkan dengan peningkatan kadar malondialdehid (MDA). MDA adalah senyawa dialdehid dari hasil produk akhir peroksidasi lipid. Tubuh memerlukan antioksidan yang dapat menangkal efek berbahaya dari radikal bebas. Bawang dayak merupakan tanaman endemik khas Kalimantan yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dan tingkat efektivitas dari berbagai jenis ekstrak bawang dayak dalam menurunkan kadar MDA pada tikus yang dipaparkan asap rokok. Kadar MDA dianalisis secata spektrofotometri menggunakan metode Thiobarbituric Acid Reactive Substance. Hewan coba diberi paparan asap rokok serta ekstrak etanol, air, dan NADES bawang dayak dengan dosis 500mg/kgBB selama 7 hari berturut-turut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bawang dayak dapat menurunkan kadar MDA dengan rata-rata kadar MDA kelompok ekstrak NADES (0,161±0,007 nmol/mL), ekstrak air (0,212 ±0,039), dan ekstrak etanol (0,269±0,044), kadar ini secara statistik berbeda signifikan dengan kelompok yang tidak diberikan perlakuan. Paparan asap rokok dapat meningkatkan kadar MDA ditunjukkan dengan perbedaan signifikan pada kelompok normal (0,438±0,039) dan kelompok negatif (0,716±0,128). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bebrapa ekstrak bawang dayak yang paling efektif dalam menurunkan kadar malondialdehid yaitu ekstrak NADES, ekstrak air, dan ekstrak etanol.