Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengtahui dan mendeskripsikan Implementasi Kebijakan Pengawasan Terhadap Satwa Liar dilindungi pada Balai KSDA KALTIM.(2) Mengidentifikasi Faktor Penghambat Balai KSDA KALTIM dalam melaksakan prose pengawasan Satwa Liar yang dilindungi Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan Pengawasan Terhadap Satwa Liar Dilindungi Pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur sudah berjalan dengan berbagai cara, akan tetapi dalam prosesnya masih terdapat kendala- kendala yang di hadapi oleh Balai KSDA KALTIM, Mengikut 4 (empat) variabel model Implementasi George Edward III : (1) Komunikasi: dalam mengkomunikasikan kebijakan terkait satwa liar yang di lindungisudah baik dengan menggunakan berbagai bentuk penyampaian komunikasi, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. (2) Sumber Daya : ketersediaan Staf, Anggaran, Fasilitas, dan kewenangan masih kurang memadai, sehingga perlu upaya prioritas dalam hal tersebut. (3) Disposisi/Sikap : Balai KSDA KALTIM menunjukan sikap proaktif dalam pengawasan dan penanganan kasus-kasus satwa liar, dengan menerapkan pendekatan edukasi dan kolaborasi dengan Balai GAKUM untuk penegakan hukum. (4) Srtuktur Birokrasi: Balai KSDA KALTIM sudah baik dengan model struktur yang kaya fungsi dan dirancang dengan cermat untuk mengakomodasi wilayah kerja yang luas, dengan pembagian menjadi beberapa seksi konservasi dan resort. Sedangkan Faktor penghambat yakni : faktor penghambat yangutama dalam Implementasi Kebijakan Pengawasan Satwa Liar Dilindungi Pada Balai KSDA KALTIM adalah wilayah kerja yang luas dan keterbatasan junlah pegawai. Selain itu pasca kegiatan pengawasan terdapat hambatan terkait dengan fasilitas penampungan, dan SDM yang memiliki keahlian khusus dalam penanganan satwa hasil pengawasan yang masih terbatas.