Air asam tambang (AAT) adalah masalah lingkungan yang ditimbulkan akibat pertambangan terbuka karena memiliki derajat keasaman dan kelarutan logam yang tinggi terutama besi dan mangan. Kadar logam tersebut dapat diturunkan dengan cara fitoremediasi yang memanfaatkan tumbuhan dan bagian-bagiannya dalam menurunkan polutan, salah satu tanaman yang dapat digunakan ialah ekor kucing (Typha latifolia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tanaman ekor kucing dalam menaikkan pH dan efektivitasnya dalam menurunkan kadar logam Fe dan Mn pada air asam tambang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu konsentrasi air asam tambang dan massa tanaman ekor kucing. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium selama 21 hari pengamatan dan data yang didapatkan diolah menggunakan SPSS dengan Uji One-way Anova serta Uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman ekor kucing mampu menaikkan pH air asam tambang hingga 53,36% dan efektif dalam menurunkan kadar logam Fe sebesar 92,49% pada konsentrasi AAT 25% dengan bantuan ekor kucing sebanyak 450 gram serta mampu mengurangi kadar mangan sebanyak 99,22% pada konsentrasi AAT 75% dengan bantuan 300 gram tanaman ekor kucing. Ekor kucing mampu
beradaptasi dengan lingkungan asam dengan menyerap logam dan mengakumulasikan ke dalam jaringan-jaringannya. Akan tetapi, terjadi beberapa perubahan morfologi seperti daun yang mulai menguning dan patah. Hal tersebut diakibatkan karena timbulnya gejala klorosis dan nekrosis.