MUHAMMAD ALDI SYAHPUTRA. Kontribusi Pendapatan Usahatani Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) terhadap Total Pendapatan Petani di Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, 2024. (di bawah bimbingan Juraemi dan Mursidah). Kangkung (Ipomoea reptans Poir) merupakan tanaman semusim. Salah satu daerah penghasil kangkung di Samarinda, yaitu Kecamatan Sungai Pinang terutama di Kelurahan Mugirejo. Untuk meningkatkan pendapatannya, para petani di Kelurahan Mugirejo menjalankan usahatani kangkung dan menunjang pendapatannya dengan menjalankan usahatani lain, seperti sawi, bayam, dan lainlain serta juga menjalankan mata pencharian lain selain pada sektor pertanian (nonpertanian). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usahatani kangkung, pendapatan non usahatani kangkung, dan kontribusi pendapatan usahatani kangkung terhadap total pendapatan petani di Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang. Penilitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari bulan April 2024 sampai dengan bulan Juni 2024, berlokasi di Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 25 orang. Analisis yang digunakan, yaitu analisis pendapatan usahatani dan analisis kontribusi pendapatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pendapatan usahatani kangkung darat dalam waktu 1 bulan sebesar Rp20.166.019/bulan dengan rata–rata sebesar Rp806.641/responden/bulan. Pendapatan usahatani non kangkung darat dalam waktu 1 bulan yang diterima sebesar Rp105.378.518/bulan dengan rata rata sebesar Rp4.215.141/responden/bulan, sedangkan pendapatan non usahatani yang diterima adalah Rp8.750.000/bulan dengan rata–rata Rp2.916.667/responden/bulan. Total pendapatan keseluruhan yang diterima petani adalah Rp134.294.537/bulan dengan rata–rata sebesar Rp5.371.782/responden/bulan. Berdasarkan hasil penelitian, kontribusi pendapatan usahatani kangkung darat sebesar 21%, pendapatan usaahtani non kangkung sebesar 73% dan pendapatan non usahatani sebesar 6%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pendapatan dari usahatani kangkung darat memiliki kontribusi yang sangat rendah terhadap pendapatan petani di lokasi penelitian.