Pembangunan skala besar memaksa industri konstruksi untuk terus melakukan inovasi dalam meningkatkan kuat tekan beton. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan subtitusi pada material beton. Di Indonesia memproduksi barang-barang yang berbahan dasar kaca dalam jumlah 1,29 Juta ton dalam kurun waktu 1 tahun, dalam kebutuhannya tidak sedikit adanya sisa-sisa potongan kaca atau biasa di sebut limbah produksi. Peningkatan mutu beton dapat dilakukan dengan memberikan bahan tambah mineral dan bahan tambah kimia dengan tetap berpacu pada dasar dasar pembutan beton dimana degan mencampurkan sedikit dari limbah kaca serta bahan tambahan kimia. Salah satu bahan pengganti agregat kasar yang digunakan adalah limbah kaca yang telah dihancurkan dan bahan tambah kimia yang digunakan adalah Admixture tipe F. Pengujian ini menggunakan variasi penambahan limbah kaca 0%, 3%, 6%, 9% dan 12% dari volume total agregat kasar dengan umur pengujian kuat tekan beton pada 7 hari, dimana jumlah sampel yang digunakan sejumlah 15 sampel. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan data kuat tekan beton dengan variasi 0% sebesar 727,44 Kg/cm2 , variasi 3% sebesar 669,11 Kg/cm2 , variasi 6% sebesar 624,25 Kg/cm2 , variasi 9% sebesar 607,52 Kg/cm2 dan variasi 12% sebesar 535,94 Kg/cm2. Berdasarkan data hasil pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pengaruh limbah kaca sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan beton dengan bahan tambah admixture tipe F sama-sama mengalami penurunan kuat tekan beton yang sejalan dengan naiknya persentase limbah kaca.