Jalan merupakan prasarana vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan perkembangan suatu daerah, termasuk di Indonesia, yang sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas jalan untuk memenuhi kebutuhan aksesibilitas serta perpindahan barang dan jasa. Kerusakan jalan, akibat volume lalu lintas yang tinggi dan kendaraan berat, mempengaruhi keamanan dan kenyamanan pengguna, sehingga diperlukan konstruksi perkerasan yang baik melalui pemeliharaan periodik. Penelitian ini berfokus pada penilaian kondisi perkerasan Jalan Ahmad Yani di Kota Samarinda, yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan signifikan dengan metode Surface Distress Index (SDI) beserta metode perbaikan kerusakan jalan pada ruas jalan tersebut. Lokasi penelitian yang diambil yaitu pada ruas Jalan Ahmad Yani Kota Samarinda dengan Panjang jalan dengan dibagi per-station 100 meter sehingga total segmen adalah 11 segmen dengan tahapan pengumpulan data dilakukan dengan cara membagi jenis data dengan data primer diperoleh dari pengumpulan data di lapangan dan pengambilan data sekunder diperoleh dari foto udara melalui aplikasi Google Maps. Hasil penelitian ini didapatkan jenis – jenis kerusakan jalan yang dijumpai di lapangan yaitu amblas sebesar 10,11%, alur sebesar 1,69%, keriting sebesar 0,56%, retak kulit buaya sebesar 20,22%, retak pinggir sebesar 0,1%, retak memanjang sebesar 28,65%, tambalan sebesar 6,18%, pengausan aggregat 2,81%, lubang sebesar 23,03%, retak sambung sebesar 3,37%, jembul sebesar 1,12% dan pelepasan butir sebesar 1,69%. Secara keseluruhan perhitungan penelitian kerusakan jalan dengan metode SDI ini menujukkan bahwa kondisi kualitas perkerasan lentur pada ruas jalan Ahmad Yani Kota Samarinda adalah 105 dengan kondisi rusak ringan, memerlukan pemeliharaan berkala agar dapat mengatasi kerusakan. Hasil penelitian menggunakan metode Bina Marga menunjukkan bahwa kondisi perkerasan lentur ruas jalan Ahmad Yani Kota Samarinda memiliki urutan prioritas 5, memerlukan tindakan penanganan berupa program pemeliharaan berkala. Program pemeliharaan berkala tersebut diperlukan dengan langkah-langkah seperti melapis retak-retak, menambal lubang, mengeruk kerusakan jembul, melapisi kembali, dan menyemprotkan aspal terhadap aggregat yang aus, serta beberapa perlakuan khusus yang sesuai pada program yang memiliki urutan prioritas lebih rendah