Masyarakat secara tradisional telah memanfaatkan sarang burung walet (Collocalia fuciphaga), sarang burung yang dapat dimakan (EBN) sebagai komponen obat-obatan dan kosmetik. Kualitas dan bentuk sarang menjadi pertimbangan dalam menentukan harga jual sarang burung walet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa fitokimia kualitatif, kandungan proksimat, mengukur aktivitas antioksidan, aktivitas antibakteri serta mengukur aktivitas enzim tirosinase berdasarkan kelas sarang dan tipe bangunan dari kayu dan beton. Penelitian dilakukan langsung pada sarang burung walet yang kering, bebas bulu dan kotoran, ditumbuk halus, dan dilarutkan dalam air suling. Metode penelitian yang digunakan adalah pengujian sampel yang terdiri dari uji fitokimia, uji proksimat, uji antioksidan, uji antibakteri, dan uji enzim. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan dengan kontrol positif dan negatif pada masing-masing sampel uji kemudian dilakukan pengolahan data. Berdasarkan hasil analisis data, pada analisis fitokimia menunjukkan kandungan alkaloid, flavonoid, karbohidrat, triterpenoid, steroid, kumarin, karotenoid, dan tanin yang berbeda pada tiap sampel. Pada analisis antibakteri, sarang burung walet memiliki efek penghambatan sedang hingga lemah terhadap pertumbuhan bakteri P. acne, S. mutans, E. coli, S. sobrinus. Aktivitas antioksidan tertinggi terlihat pada sarang sudut tipe bangunan kayu dan kadar airnya lebih rendah dibanding pada tipe bangunan beton serta aktivitas penghambatan enzim tirosinase tertinggi pada sarang hancuran tipe bangunan beton