DWI ZHAROTUL NIKMAH. ANALISIS EFISIENSI TATA NIAGA CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) DI KELURAHAN LEMPAKE KECAMATAN SAMARINDA UTARA. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, 2024. (dibawah bimbingan MUHAMMAD ERWAN SURIAATMAJA). Produksi dapat mempengaruhi perubahan harga jual. Peningkatan produksi cabai di saat-saat tertentu sering menyebabkan jatuhnya harga cabai di pasaran. Melihat kenyataan tersebut maka peran pemasaran tata niaga menjadi sangat penting untuk keberlangsungan usahatani cabai merah keriting agar harga layak yang diterima oleh produsen. Pada umumnya untuk menyalurkan produk sampai ke tangan konsumen, produsen memerlukan perantara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi tata niaga cabai merah keriting. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara pada bulan Juli sampai September 2023. Pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh dan snowball sampling. Jumlah responden sebanyak 30 orang terdiri dari 22 petani, 1 tengkulak, dan 7 pedagang pengecer. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk saluran tata niaga yang efisien dan kuantitatif untuk mendapatkan nilai margin tata niaga dan farmer’s share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, ada dua saluran tata niaga cabai merah keriting. Saluran tata niaga I (petani - pedagang pengecer - konsumen akhir), dan saluran tata niaga II (petani - tengkulak - pedagang pengecer - konsumen akhir). Berdasarkan saluran tata niaga yang terbentuk, saluran tata niaga II memiliki margin tata niaga paling tinggi dengan margin sebesar Rp 9.178,79 dengan bagian petani terendah sebesar 77%. Saluran tata niaga I memiliki margin tata niaga terendah dengan margin sebesar Rp 7.000,- dengan bagian petani terbesar sebesar 80%. Saluran tata niaga cabai merah keriting I memiliki nilai persentase terkecil sebesar 20% dan saluran tata niaga II memiliki nilai persentase terbesar sebesar 23%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa kedua saluran tata niaga sama-sama efisien, tetapi saluran tata niaga I lebih efisien karena biaya tata niaga yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan saluran tata niaga II.