Pertumbuhan penduduk yang tinggi, konversi dan degradasi lahan, serta cuaca ekstrem akibat perubahan iklim telah meningkatkan terjadinya banjir. Pada penelitian ini dilakukan analisis hidrolik menggunakan HEC-RAS dengan kala ulang 10 tahun untuk memodelkan luas genangan banjir di sub DAS Karang Mumus. Luas genangan ini kemudian digunakan untuk memperkirakan nilai kerugian ekonomi akibat banjir. Debit banjir rencana dibuat menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu berdasarkan data dari BMKG Kota Samarinda pada stasiun cuaca di wilayah DAS Karang Mumus. Dikarenakan Sungai Karang Mumus bermuara di Sungai Mahakam yang dipengaruhi pasang surut air laut, maka pemodelan dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama pada saat permukaan Sungai Mahakam normal atau surut, dan yang ke dua pada saat air pasang tertinggi. Pemodelan yang dibuat menghasilkan profil genangan banjir di lokasi yang sama dengan profil genangan pada kejadian banjir tahun 2019, 2020, 2021. Nilai kemiripan profil genangan menggunakan Dice Similarity Coeffecient (DSC) untuk ketiga tahun tersebut adalah 0.75, 0.51 dan 0.68. Verifikasi hasil pemodelan Hidrodinamika dengan menggunakan Program HEC-RAS terhadap pengaruh pasang surut Sungai Mahakam, diperoleh perhitungan nilai Root Mean Square Error (RMSE) sebesar 0.146 m dan Relative RMSE (RRE) sebesar 6.73%. Dari profil genangan hasil pemodelan ini kemudian dihitung potensi kerugian berdasarkan jenis tutupan lahan. Estimasi valuasi kerugian secara ekonomi dampak banjir dengan kala ulang 10 tahun adalah minimal sebesar 670 milyar rupiah pada skeario pertama, yakni banjir besar yang terjadi ketika kondisi permukaan sungai Mahakam dalam keadaan normal. Potensi kerugian jika banjir besar yang terjadi ketika sungai Mahakam pasang tinggi adalah sebesar 747 milyar rupiah. Kerugian ekonomi akibat banjir yang diestimasi ini merupakan tanggung jawab bersama dari masyarakat dan seluruh pemangku kebijakan di Pemerintah.