Dalam peningkatan produksi tanaman pisang rutai dapat dilakukan melalui penanaman pisang rutai dalam skala luas. Kendala yang dihadapi dalam penanaman pisang secara luas di lapangan adalah kurangnya persediaan bibit yang berkualitas dandalam jumlah yang banyak. Kultur jaringan merupakan suatu metode yang cepat dan efisien. Melalui teknik ini bibit dapat diproduksi dalam jumlah yang besar, seragam,bebas hama dan penyakit serta penyediaannya secara berkelanjutan.Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kemampuan IAA dan BA yang diberikan dalam menginduksi (inisiasi) tunas dan mempercepat perbanyakan(multiplikasi) pada kultur jaringan pisang rutai, mengetahui pengaruh pemberian IAAdan BA terhadap pertumbuhan dan perbanyakan tunas dan untuk mengetahui kombinasi konsentrasi IAA dan BA terbaik yang mampu menghasilkan tunasterbanyak.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas PertanianUniversitas Mulawarman dari bulan Juli 2022 sampai dengan November 2022. Penelitian dimulai dengan penyiapan eksplan, sterilisasi alat, pembuatan media, sterilisasi ekplan, dan penanaman eksplan.Pengambilan data dengan menghitung persentase eksplan hidup, persentasekontaminasi eksplan, warna eksplan, dan jumlah daun. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Apabila terdapat perbedaan pengaruh yang nyata, akan dilanjutkan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5 %.Perlakuan IAA dan BA mampu menghasilkan eksplan hidup sebanyak 16,67 % padamedia MS + 0, 100 mg L-1IAA + 1,50 mg L-1 BA + 30 g L-1gula dan media MS 0,17 mg L-1IAA + 2,25 mg L-1 + BA + 30 g L-1gula. Pemberian IAA dan BA terhadappertumbuhan dan perbanyakan tunas pada kultur jaringan pisang rutai belum mampumenghasilkan tunas. Kombinasi konsentrasi IAA dan BA terbaik yang mampu menghasilkan perbanyakan pisang rutai belum diketahui karena eksplan belum mampumenghasilkan pertumbuhan tunas.