Latar belakang: Reklamasi lahan pasca tambang dapat dilakukan dengan revegetasi tumbuhan pioner seperti Macaranga tanarius (M. tanarius), memiliki aktivitas antiinflamasi yang dapat digunakan untuk mengetahui revegetasi lahan pasca tambang berhasil pulih atau tidak. Tujuan: Membandingkan kandungan metabolit sekunder, toksisitas akut, aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun M. tanarius dan komposisi tanah yangdiperoleh dari lahan revegetasi pasca tambang batubara (MTS) dan lahan non tambang (MTK). Metode penelitian: Metabolit sekunder dideteksi dengan kromatografi lapis tipis, dan diukur total polifenol dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak. Uji toksisitas akut dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) pada tanah dan ekstrak MTS dan MTK. Uji aktivitas antiinflamasi secara invitro dengan metode stabilisasi membran sel darah merah manusia (HRBC). Komposisi tanah diuji kandungan hara dan pH tanah. Data yang diperoleh dianalisa dengan Anova dan t-test. Hasil penelitian: 1) Metabolit sekunder yang terdeteksi dalam ekstrak MTS dan MTK adalah polifenol dan flavonoid dengan aktivitas antioksidan, serta terpenoid yang tidak berefek antioksidan. Total polifenol dalam ekstrak MTS lebih banyak dan berbeda bermakna (p=0,001) dibandingkan dalam ekstrak MTK, tapi total flavonoid dalam ekstrak MTS tidak berbeda bermakna (p=0,076) dibandingkan dalam ekstrak MTK. 2) Uji BSLT menunjukkan toksisitas ekstrak MTS tidak berbeda bermakna bila dibandingkan dengan toksisitas ekstrak MTK (LC50 100-1000 µg/ml) (p=0,06), toksisitas tanah pasca tambang berbeda dari non tambang termasuk aman (LC50 > 1000 µg/ml) (p=0,01). 3) IC50 ekstrak MTS lebih besar dan berbeda bermakna bila dibandingkan dengan IC50 larutan ekstrak MTK p=0,006), tapi IC50 MTS dan MTK lebih kecil bila dibandingkan dengan Indometasin (p=0,001). 4) Kandungan hara tanah di lahan pasca tambang lebih besar dibandingkan dengan lahan non tambang (p