Tuturan berbalas pantun merupakan bagian dari tata cara pernikahan adat suku Banjar pada tradisi Seserahan di Kecamatan Loa Janan Ilir. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan makna konotatif tuturan berbalas pantun pada tradisi seserahan pernikahan adat Banjar di Kecamatan Loa Janan Ilir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif. Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi langsung, in-dept interview atau wawancara mendalam dengan penutur berbalas pantun, serta dokumentasi berbalas pantun saat hari hal pernikahan dan wawancara. Hasil data diperoleh melalui rekaman video, kemudian tuturan berbalas pantun disalin secara manual untuk dapat di analisis sebagai makna konotatif. Setelah data terkumpul, selanjutnya dapat di analisis dengan menggunakan dua teknik, yaitu teknik analisis data kualitatif yang digunakan untuk menganalisis data mengenai analisis makna konotatif tuturan berbalas pantun dan teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menganalisis makna konotatif tuturan berbalas pantun pada tradisi seserahan pernikahan adat Banjar di Kecamatan Loa Janan Ilir. Hasil penelitian menunjukkan adanya tuturan
berbalas pantun dalam pernikahan adat Banjar pada tradisi seserahan dengan analisis makna konotatif tuturan berbalas pantun dalam pernikahan adat Banjar berjumlah 12
bait pantun, 6 bait pantun mempelai laki-laki dan 6 bait pantun mempelai perempuan dan ditemukan data makna konotatif berjumlah 21 baris dari 48 baris. Pantun-pantun
yang digunakan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sarat dengan makna simbolis dan konotatif yang mencerminkan nilai-nilai budaya, serta harapan dan doa bagi pasangan pengantin. Temuan ini memberikan wawasan mendalam tentang makna konotatif di balik tuturan berbalas pantun pada tradisi seserahan pernikahan adat Banjar di Kecamatan Loa Janan Ilir, sekaligus berkontribusi pada upaya pelestarian warisan budaya.