Saat ini pembangunan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara sudah semakin sering dilakukan. pembukaan lahan, pembangunan jalan, jembatan, gedung, parit/irigasi, dan lain sebagainya sudah menjadi tanda bahwa pembangunan di daerah tersebut sedang terjadi. Terutama salah satunya yaitu Sungai Tunan yang sebelumnya telah digunakan masyarakat sebagai aliran irigasi yang menjadi sumber air untuk menanam padi di sawah. Selain itu, di wilayah Penajam Paser Utara juga akan dikembangkan sebagai salah satu objek wisata alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik Sungai Tunan berdasarkan karakteristik morfologi dan morfometri. Waktu penelitian ini dilakukan selama 6 bulan efektif, dimulai dari Februari hingga Juli 2022. Penelitian ini dilakukan di sepanjang Sungai Tunan dengan membagi 3 segmen yaitu hulu, hilir, dan tengah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif menggunakan data di lapangan dan data DEM. Tahapannya meliputi pengukuran panjang, lebar, dan keliling sungai utama menggunakan Avenza Maps, setelahnya data tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai dari setiap aspek morfometri menggunakan rumus dan software Arcgis 10.3. Kondisi fisik Sungai Tunan berdasarkan morfologi dari aspek geologi pada lantai dasar Sungai Tunan 90% didominasi oleh lumpur. Jenis tanah pada DAS Tunan berupa bentukan District Fluvisols dengan tingkat kerusakan tanah 40% serta memiliki 3 tipe topografi yaitu dataran rendah, landai dan, bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 0-7 mdpl. Wilayah Sungai Tunan didominasi oleh pertanian lahan kering campur seluas 13.196,50 ha dan pemukiman seluas 936,63 ha. memiliki ipl kategori sedang dengan nilai sebesar 42,36%. panjang dan lebar sungai 8 km dan 15m, keliling 16,03 km, luas sungai 400,04 ha das sangat kecil, faktor bentuk 0,06 berbentuk memanjang, rasio elongasi 0,28, rasio lingkaran 0,19, kerapatan aliran 2 km/km², kemiringan sungai utama 0,0002. Kajian kondisi fisik sungai tunan berdasarkan karakteristik morfologi dan morfometri dapat dijadikan informasi dan acuan dalam pengelolaan ekowisata berkelanjutan