Santika Gunawan. Pengaruh Kualitas Perairan Ekosistem Mangrove Terhadap Serangan Teritip Pada Tanaman Rhizophora spp. di Kalimantan Timur (Dibimbing oleh Harmonis dan Rita Diana). Teritip (Amphibalanus amphitrite) merupakan salah satu hama tanaman Rhizophora spp. yang dapat menyebabkan kegagalan pada kegiatan rehabilitasi hutan mangrove. Di sisi lain, kualitas perairan dapat mempengaruhi kehidupan ekosistem mangrove serta biota yang hidup di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gejala serangan teritip pada tanaman Rhizophora spp., mengetahui frekuensi dan intensitas serangan teritip pada masing-masing lokasi serta menganalisis hubungan antara kualitas perairan ekosistem mangrove dan intensitas serangan teritip. Penelitian dilakukan pada sepuluh lokasi yang tersebar di kawasan rehabilitasi hutan mangrove Kelurahan Muara Jawa Tengah dan Desa Sepatin (Kabupaten Kutai Kartanegara) serta kawasan rehabilitasi hutan mangrove PT Badak NGL (Kota Bontang), Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan menggunakan metode sampling dengan ukuran petak ukur (PU) 20 m x 20 m. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gejala serangan teritip pada tanaman Rhizophora spp. berupa daun menguning, daun mengkerut hingga rontok, batang kuning kecoklatan dan batang hitam mengering hingga keropos. Terdapat dua lokasi yang terserang sangat berat (lokasi 1 dan 2), sedangkan lokasi lainnya rusak ringan (lokasi 5, 6, 7 dan 10) serta tanpa serangan (lokasi 3, 4, 8 dan 9). Kualitas perairan ekosistem mangrove (DO, TDS, salinitas, pH dan suhu air) berkorelasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan teritip pada suatu perairan. Suhu air merupakan parameter yang paling tinggi tingkat korelasinya, sedangkan yang paling lemah korelasinya adalah salinitas.