Pemberian pelayanan hemodialisis saat ini masih menggunakan tarif lama dan dianggap belum memberikan profit bagi rumah sakit. Perhitungan tarif belum menggunakan unit cost yang berbasis aktivitas, sehingga perlu perhitungan yang baik sebagai bentuk efisiensi pembiayaan tindakan hemodialisis di rumah sakit, khusunya di era JKN.
Studi dilakukan dengan tujuan mengetahui tarif unit cost pelayanan hemodialisis di Unit Dialisis RSUD Kudungga dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) dan membandingkan dengan tarif INA-CBGs serta tarif rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan bersifat kuantitatif. Biaya satuan Unit di Dialisis dan analisa biaya dengan pendekatan metode Activity Based Costing (ABC) menjadi subjek utama penelitian ini. Penelitian ini bersumber pada seluruh data neraca keuangan pelayanan hemodialisis di Unit Dialisis RSUD kudungga. Biaya satuan hemodialisis dapat diketahui dengan menelusuri biaya yang berkaitan dengan pusat biaya hemodialisis sebagai pusat produksi dan unsurunsur lain yang mendukung tindakan tersebut. Data akan dikelompokkan kedalam biaya fixed cost, semi variabel cost dan variabel cost, kemudian memasukkan pada biaya langsung, biaya tidak langsung, overhead dan perhitungan unit cost metode Activity Based Costing (ABC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan unit cost hemodialisis berdasarkan metode Activity Based Costing (ABC) adalah sebesar Rp 1.397.627,79. Sedangkan tarif RSUD Kudungga hanya sebesar Rp 1.258.300, maka tarif rumah sakit hanya memenuhi 90,03% dari unit cost dengan metode ABC. Sementara jika dibandingkan dengan tarif INA-CBGs yaitu sebesar Rp 921.300, maka tarif INACBGs hanya memenuhi 65,92% dari unit cost dengan metode ABC. Hal yang mempengaruhi adalah baiaya langsung, biaya tidak langsung dan jumlah tindakan hemodialisis.