Banyak penduduk yang sulit mendapatkan akses terhadap air bersih seperti air sumur galian dan air sungai. Di beberapa daerah tertentu, kualitas air tanah dan air sungai jauh lebih buruk. Air gambut merupakan alternatif sumber air baku untuk pemenuhan air bersih di Pulau Kalimantan. Pengolahan air gambut memerlukan metode aktif pengolahan air yang tepat guna. Metode aktif tersebut yaitu dengan menggunakan teknologi elektrokoagulasi. Tujuan metode ini untuk mengetahui pengaruh variasi jenis plat elektroda dan waktu kontak serta kondisi optimum terhadap nilai derajat keasaman (pH), Mangan (Mn), Biologycal Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD) pada air gambut. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pengaruh variasi jenis elektroda dan waktu kontak pada metode elektrokoagulasi dengan plat aluminium (Al) - aluminium (Al) dan aluminium (Al) - karbon (C), sehingga dapat mengetahui efektivitas metode elektrokoagulasi dalam penjernihan air gambut. Penelitian dilakukan dengan skala laboratorium dengan volume sampel air gambut sebanyak 600 mL untuk masingmasing sampel dengan total 7 sampel dan variasi waktu kontak selama 45, 90, dan 120 menit. Elektroda yang digunakan pada metode ini adalah plat aluminium (Al) dan karbon (C) dengan ukuran 10 x 2 cm. Hasil data setelah penjernihan menggunakan metode elektrokoagulasi diperoleh dari pengujian parameter derajat keasaman (pH), Mangan (Mn), Biologycal Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD). Pada penelitian pengaruh variasi jenis elektroda dan waktu kontak yang digunakan yaitu semakin lama waktu kontak maka penetralan derajat keasaman (pH) semakin baik pada semua jenis plat elektroda. Jenis plat Al-C lebih efesien dibandingkan menggunakan jenis plat Al-Al dikarenakan pada kombinasi Al-C flok yang terbentuk lebih cepat dan lebih banyak dihasilkan dibanding plat Al-Al. Kondisi optimum dapat disimpulkan bahwa jenis plat Al-C dengan waktu kontak 45 menit merupakan variasi yang paling efektif untuk penjernihan air gambut dengan hasil penyisihan parameter Mangan (Mn) sebesar 0,17 mg/L menjadi < 0,03 mg/L dengan efisiensi 99,99%, Biologycal Oxygen Demand (BOD) sebesar 6,43 mg/L menjadi 1,9 mg/L dengan efisiensi 70%, Chemical Oxygen Demand (COD) sebesar 69,96 mg/L menjadi 8,33 mg/L dengan efisiensi 88%, dan nilai pH sebesar 4,74 menjadi 6,63. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan perlakuan sampel yang representatif dari tempat sampling sampai di laboratorium.