Ari Kesuma Dewi, 2023, Studi tentang "Peran Gender Dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Tenun Ulap Doyo Di Kelurahan Loa Ipuh Kabupaten Kutai Kertanegara". Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran gender dalam mempertahankan kearifan lokal tenun Ulap Doyo di Kelurahan Loa Ipuh Kabupaten Kutai Kertanegara. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang di ambil oleh penulis yaitu data primer. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Perempuan tidak hanya untuk mencari tambahan mata pencarian untuk kehidupan sehari-hari tapi juga dengan mengenalkan dan mempertahankan budaya pembuat atau kerajinan lokal Ulap Doyo kepada masyarakat luas, baik di Indonesia, maupun pada dunia Internasional. Ulap Doyo adalah kain khas daerah Kalimantan Timur khususnya masyarakat Dayak Benuaq yang punya nilai unik dan ramah lingkungan karena berbahan serat alami dari tanaman doyo yang kemudian di proses hingga menjadi serat dan benang yang dijadikan bahan dasar Ulap Doyo. Bahan pewarna yang digunakan juga berasal dari bahan alami dan lainnya. Peran gender, khususnya perempuan, dalam mempertahankan kearifan lokal tenun Ulap Doyo di Kelurahan Loa Ipuh, Kabupaten Kutai Kartanegara, dipengaruhi oleh berbagai faktor pendorong dan penghambat. Faktor pendorong yang signifikan mencakup dukungan komunitas dan keluarga, yang mengakui dan menghargai keterampilan menenun sebagai warisan budaya penting. Pendidikan dan pelatihan yang khusus disediakan bagi perempuan juga memainkan peran vital, memberikan mereka keterampilan dan pengetahuan untuk mengembangkan serta memasarkan produk tenun. Selain itu, inisiatif pemerintah dan organisasi non-pemerintah yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya lokal turut mendorong keberlanjutan tenun Ulap Doyo. Namun, terdapat pula faktor penghambat yang menghalangi perempuan dalam peran ini, seperti beban ganda pekerjaan rumah tangga dan kegiatan menenun yang membatasi waktu dan energi mereka. Akses terbatas terhadap pasar dan sumber daya ekonomi juga menjadi kendala, mengurangi peluang perempuan untuk mengembangkan usaha tenun mereka. Selain itu, perubahan gaya hidup dan modernisasi dapat mengancam minat generasi muda terhadap kerajinan tradisional ini, sehingga mengurangi kesinambungan pengetahuan dan keterampilan menenun Ulap Doyo.