Film ialah komunikasi massa dimana menarik dalam mewujudkan proses komunikasinya selaku hasil dari media atau produk yang inovatif dan modern. Pada dasarnya film sifatnya luas dan universal, sebagian penonton mungkin dapat dengan mudah untuk menangkap sebuah pesan di dalam film. Namun, tidak sedikit yang juga mengalami kesulitan menangkap pesan terlebih jika tujuannya menjadikan film itu sebagai tontonan hiburan saja. Dari banyaknya film yang memuat nilai-nilai pesan terselubung bagi para penonton, peneliti tertarik untuk meneliti salah satu film drama biografi Indonesia tahun 2017 dari tokoh perjuangan emansipasi wanita Indonesia yang berjudul “Kartini”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk merepresentasikan usahaKartini dalam memperjuangkan kesetaraan hak pendidikan perempuan pada film Kartini. Risetini memakai pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Untuk teknik pengumpulan data memakai teknik observasi dan dokumentasi. Dalam melakukan analisis, peneliti memakai teori analisis semiotika yang dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce. Pendekatan ini dipilih sebab teori Peirce mengandalkan logika dan penalaran untuk memahami tanda yang ada di dalammasyarakat. Peneliti merujuk pada konsep segitiga makna dimana mencakup 3 elemen, yakni representament, object, serta interpretant. Temuan riset memperlihatkan jika ada makna dari potret perjuangan kesetaraan hak pendidikan perempuan yang terkandung di dalam film itu, yakni Kartini digambarkan sebagai sosok yang gigih dan tidak kenal lelah dalam memperjuangkan hak perempuan, khususnya di bidang pendidikan yang setara dengan laki-laki, Kartini menolak norma norma patriarki yang membatasi kebebasan dan potensi perempuan, lewat usahanya mendirikan sekolah dan membuka peluang pendidikan bagi perempuan, Kartini memberdayakan perempuan untuk mengembangkan potensi mereka, dan perjuangan Kartinitidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga menginspirasi perempuan lain danmembawa perubahan sosial yang signifikan dalam masyarakat.