Musik iringan memiliki peran penting dalam pertunjukan mamanda Kutai. Kelompok Memanda Panji Berseri hingga kini masih mempertahankan orisinalitas musik iringan utamanya. Tantangan yang dihadapi saat ini berupa intensitas pertunjukan Kelompok Memanda Panji Berseri yang minim, kurang menarik minat masyarakat, mamanda Kutai yang kurang dikenali di masyarakat awam. Kekhawatiran pada tantangan tersebut yang menjadi alasan Kelompok Memanda Panji Berseri untuk mempertahankan orisinal musik iringannya. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti menarik dua rumusan masalah, yaitu 1) bagaimana bentuk komposisi musik iringan orisinal (tidak dikreasikan dan sesuai pakem) dalam pertunjukan mamanda Kutai oleh Kelompok Memanda Panji Berseri, dan 2) bagaimana ekosistem Kelompok Memanda Panji Berseri dalam memelihara keberlanjutan musik iringan mamanda Kutai. Penelitian ini dilakukan secara intensif, baik yang bersifat kerja meja maupun kerja lapangan. Kerja meja yang dilakukan oleh peneliti ialah dengan mencari referensi-referensi terkait mamanda Kutai video, foto, buku, jurnal, artikel, maupun karya tulis lainnya. Penulis mencari referensi tersebut secara daring maupun luring. Kerja lapangan yang peneliti lakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi audio visual mengenai mamanda Kutai secara umum dan secara khusus pada Kelompok Memanda Panji Berseri. Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, pakem musik iringan orisinal pada Kelompok Memanda Panji Berseri memiliki pola inti pada permainan piul serta susunan dari bentuk musiknya. Hal tersebut ditinjau berdasarkan komposisi musik geduk atau musik pengantar dan komposisi musik iringan ladon lagu dua. Keberlanjutan musik iringan orisinal, ekosistem musik Kelompok Memanda Panji Berseri memiliki peranan tersebut. Keberlanjutan musik iringan orisinal mamanda Kutai hingga tulisan ini diterbitkan masih belum maksimal dalam pemeliharaannya.