Nur Oktaviani (NIM 1904016155) Kualitas Biopelet Kayu Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus Meissn) pada Umur yang Berbeda (dibimbing oleh Wiwin Suwinarti dan Rudianto Amirta).
Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus Meissn) merupakan tanaman yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi terbarukan karena ketersediaannya yang melimpah. Biopelet adalah biomassa padat yang dihasilkan dari pengolahan kayu, ranting, sisa – sisa kayu yang dapat dikembangkan sebagai energi terbarukan. Faktor yang mempengaruhi kualitas biopelet salah satunya adalah umur tanaman. Umur yang berbeda dapat mempengaruhi sifat fisik, sifat proksimat dan nilai kalor. Penelitian ini bertujuan menganalisis umur tanaman yang berbeda pada karakteristik sifat fisik kayu Kaliandra Merah serta proksimat dan ultimat dengan menggunakan penambahan perekat pada biopelet kayu Kaliandra Merah. Pada penelitian ini analisis kadar air dan kerapatan kayu menggunakan metode DIN (Deutsche Institut Fur Normung) dan analisis proksimat dan ultimat biopelet menggunakan metode ASTM (America Society For Testing And Materials). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada umur 4 dan 5 tahun secara berurutan yaitu kadar air kayu sebesar 42,41% dan 46,40% dan kerapatan kayu sebesar 0,61 g.cm–3 dan 0,62 g.cm–3 . Pada analisis proksimat dan ultimat biopelet pada umur 4 dan 5 tahun tanpa perekat dan menggunakan perekat telah memenuhi syarat mutu sesuai dengan SNI 8021:2014 dengan parameter pengujian yaitu kerapatan, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat dengan nilai kalor masing–masing pada umur 4 tahun tanpa perekat sebesar 4917,39 Kkal.g–1 , umur 5 tahun tanpa perekat sebesar 4871,73 Kkal.g–1 , umur 4 tahun menggunakan perekat sebesar 4077,37 Kkal.g–1 dan umur 5 tahun dengan menggunakan perekat sebesar 4090,28 Kkal.g–1 . Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada perbandingan umur 4 tahun dan 5 tahun, kualitas terbaik untuk biopelet dari kayu Kaliandra Merah yaitu pada umur 4 tahun.