Seiring perkembangan industri perfilman, genre, dan tema film semakin beragam, namun tema yang mengandung kekerasan dan seks sering menimbulkan kekhawatiran publik. Salah satu film yang mengandung unsur kekerasan adalah Squid Game, yang dirilis pada 17 September 2021. Karya Hwang Dong Hyuk ini bergenre drama thriller, ditujukan untuk penonton berusia 18 tahun ke atas, dan mengandung kekerasan, seks, serta adegan bunuh diri. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan penerimaan penonton terhadap adegan kekerasan dalam film Squid Game menggunakan analisis resepsi David Morley. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan Resepsi Analisis, yang menekankan makna yang terbentuk saat audiens menerima pesan media. Informan dalam penelitian ini adalah anggota Komunitas Layar Mahakama di Samarinda, dengan rentang usia 18-25 tahun. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Penelitian ini mengeksplorasi resepsi audiens dari komunitas Layar Mahakam di Samarinda terhadap adegan kekerasan dalam film Squid Game. Hasil temuan menunjukkan variasi resepsi yang dipengaruhi oleh pengetahuan, latar belakang sosial budaya, dan pengalaman hidup masing-masing informan. Dengan menerapkan teori resepsi David Morley, audiens dapat dikategorikan ke dalam tiga posisi: Dominan, Negosiasi, dan Oposisi. Informan Ozi menunjukkan posisi Dominan dengan menerima pesan media sesuai dengan makna yang diinginkan oleh produsen tanpa perubahan signifikan. Sementara itu, informan Fayed, Adam, dan Dana menempati posisi Negosiasi dengan melakukan interpretasi dan pengecualian terhadap pesan media, sesuai dengan latar belakang dan pandangan mereka sendiri. Hasil ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana pesan media dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya audiens, serta pentingnya penggunaan teori resepsi dalam menganalisis penerimaan audiens terhadap konten media tertentu. Penelitian ini merekomendasikan studi lanjutan dengan sampel lebih luas dan variasi latar belakang audiens untuk pengembangan konten media yang lebih inklusif dan bertanggung jawab.