Salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia adalah kelapa sawit sebagai produsen kelapa sawit kedua terbesar di Indonesia. Produk samping ini termasuk cangkang, bungkil, serat buah perasan, tandan kosong, lumpur (Solid Decanter), dan cangkang sawit. Dampak negatif dari penimbunan limbah POFA adalah logam yang terkandung dalam abu boiler sisa pembakaran dapat mencemari lingkungan dan masyarakat sekitar. Pemanfaatan abu boiler POFA (Palm Oil Fuel Ash) diharapkan bahwa abu boiler POFA (Palm Oil Fuel Ash) akan menghasilkan beton berkualitas tinggi untuk ditambahkan ke campuran beton. Diharapkan bahwa abu boiler kelapa sawit sebagai filler dapat membantu mengoptimalkan pemanfaatan hasil pembakaran kelapa sawit. Nilai bahan tambah untuk setiap campuran abu boiler kelapa sawit sebagai filler pada semen dihitung dengan nilai semen untuk satu benda uji dikalikan dengan nilai persentase unt. Diharapkan bahwa menambah abu boiler kelapa sawit sebagai filler pada semen yang dianggap cukup tinggi akan menguntungkan dari segi ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, POFA (Palm Oil Fuel Ash) dapat menurunkan kuat tekan paving block yaitu PB 0% 7,25 Mpa, PB 10% 11,81 Mpa, PB 20% 13,06 Mpa, PB 30% 8,19 Mpa, dan PB 40% 13,13 Mpa. Sedangkan penyerapan air pada paving block meningkat yaitu PB 0% 6,16%,PB 10% 5,88%, PB 20% 6,34%, PB 30% 7,63%, dan PB 40% 6,91%. Sedangkan berat jenis pada paving block mendapatkan hasil rata-rata yaitu PB 0% 1512,5 kg/m3, PB 10% 1,200 kg/m3, PB 20% 1187,5 kg/m3, PB 30% 1262,5 kg/m3, dan PB 40% 1537,5 kg/m3. Karakteristik kimia melalui uji TCLP pada penilitian ini menujukkan bahwa kandungan logam berat yang terlindi masih jauh dari baku mutu peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021.