Mantra pengobatan adalah kalimat yang dianggap memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang diderita seseorang melalui perantara penutur tawar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk mantra dan kearifan lokal tuturan pengobatan suku Kutai di Muara Ancalong, Kutai Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kualitatif yang mendeskripsikan tentang mantra suku Kutai. Data penelitian ini berupa mantra pengobatan suku Kutai. Kemudian, teknik penelitian data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yang terdiri atas tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) bentuk mantra suku Kutai memiliki bentuk baris yang terdiri paling sedikit 1─5 serta baris paling banyak 1─10 baris, terdapat kata yang berjumlah 1─4 dan terbesar 1─8 kata, dan suku kata terkecil berjumlah 1─9 suku kata serta suku kata terbesar 1─16 suku kata. Bentuk mantra suku Kutai memiliki bentuk bait yang terdiri dari satu bait yang memiliki paling sedikit 1─5 baris dan paling banyak 1─10 baris, dan terdapat kata yang paling kecil berjumlah 1─4 dan terbesar 1─8 kata. Bentuk mantra suku Kutai memiliki bentuk diksi yang terdiri dari beberapa bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Kutai, dan bahasa Arab; (2) Kearifan lokal dalam mantra pengobatan suku Kutai terbagi atas dua aspek, yakni kearifan lokal berdasarkan nilai-nilai dan kearifan lokal berdasarkan pengetahuan. Kearifan lokal berdasarkan nilai-nilai lebih banyak mengandung nilai agama dan nilai hubungan antara Allah dan manusia sebagai sarana menyembuhkan penyakit. Sementara itu, kearifan lokal berdasarkan pengetahuan yang ada dalam mantra pengobatan sangat erat yang karena itulah pengobatan tradisional ini masih banyak digunakan oleh masyarakatnya.