Bagas Wahyu Widodo. Analisis Produksi dan Kualitas Sarang Burung Walet Berdasarkan Kondisi Bangunan Rumah Walet yang Terawat dan Tidak Terawat (dibimbing oleh Agus Nur Fahmi dan Rindayatno). Salah satu potensi sumberdaya alam adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK) burung walet, burung walet dapat memberikan manfaat yang besar baik manfaat ekologi maupun ekonomi. Beberapa warga juga ikut menjadi peternak sarang burung dengan cara membangun gedung burung walet. Ada yang langsung disatukan dari rumah tinggal yang sudah jadi, ada pula yang membangun gedung terpisah dari rumah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari kondisi bangunan rumah burung walet yang terawat dan tidak terawat terhadap produksi dan kualitas sarang walet. Adapun teknik yang akan digunakan dalam pengambilan data dilapangan ialah analisis deskriptif dari hasil pengamatan, pengukuran, dan wawancara terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian ini, pada bangunan rumah walet yang tidak terawat dengan suhu 32,4℃ dan kelembaban 70%, sedangkan pada bangunan rumah walet yang terawat dengan suhu 28,2℃ dan kelembaban 90%. Hasil produksi pada bangunan rumah yang tidak terawat dari bulan Oktober 2022 sampai dengan bulan Mei 2024 total produksinya sebesar 1600 gram sedangkan yang terawat total produksinya sebesar ±6000 gram. Kualitas dari sarang walet dari bangunan rumah walet yang tidak terawat yaitu bermutu rendah berwarna kuning kotor berbentuk bakpao dan sudah banyak retakan serta patah-patah pada sarang walet tersebut, sedangkan pada sarang walet dari bangunan rumah walet yang terawat yaitu bermutu baik berwarna putih kapas. Hama yang terdapat pada bangunan rumah burung walet yang tidak terawat seperti cicak, tokek, kecoa dan burung hantu sehingga dapat memberikan dampak yang buruk bagi sarang maupun walet itu sendiri dan bangunan rumah walet yang terawat tidak terdapat hama.