Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, banyak kasus tetanus berhubungan dengan kelahiran dan dapat terjadi pada ibu yang tidak mendapat vaksin Tetanus Toksoid (TT), proses persalinan dan aborsi yang tidak higienis, dan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang kurang baik. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa tetanus neonatorum merenggut nyawa 30.484 bayi pada tahun 2017. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan calon pengantin tentang vaksin Tetanus Toksoid (TT) pra-nikah di KUA Kecamatan Samarinda Ulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei. Jumlah sampel sebanyak 32 responden calon pengantin yang terdaftar di KUA Kecamatan Samarinda Ulu menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu berupa kuesioner dan yang kemudian datanya akan dianalisa menggunakan analisis univariat. Berdasarkan karakteristik usia responden mayoritas berusia 24-29 tahun sebanyak 25 responden (78,1%), pendidikan responden mayoritas S1 sebanyak 13 responden (40,6%), sumber informasi mayoritas berasal dari petugas KUA (53,1%) dan pengetahuan calon pengantin didapatkan mayoritas berpengetahuan tinggi sebanyak 17 responden (53,1%). Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar calon pengantin di KUA Kecamatan Samarinda Ulu memiliki pengetahuan yang tinggi tentang vaksin Tetanus Toksoid (TT) pra-nikah. Disarankan petugas kesehatan lebih memperluas pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan dalam memberikan edukasi tentang vaksin Tetanus Toksoid (TT) pra-nikah. Kepustakaan : 27 sumber (2014-2023).