Indonesia memiliki tiga macam industri kayu yang secara dominan memproduksi kayu dalam jumlah relatif besar yaitu penggergajian, vinir (kayu lapis) dan pulp (kertas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran partikel terhadap sifat fisika dan mekanika papan semen partikel. Perendaman NaOH 2% selama 2 jam. Bahan yang digunakan adalah serbuk kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), semen tonasa serta katalisator MgCl2. Analisis data menggunakan faktorial Rancangan Acak Lengkap dengan 3 Perlakuan dan masing-masing 5 ulangan. Faktor P (ukuran partikel) terdiri dari P1 (20 mesh) dan P2 (30 mesh); P3 (40 mesh). Pembuatan papan semen partikel menggunakan perbandingan semen dan partikel (3:1) dengan tekanan kempa 30 bar. Standar dari sifat fisika dan mekanika papan semen partikel yang digunakan yaitu Standar Internasional ISO 8335 (1987),Standar Inggris BS 5569 (1989),dan standar melayu MS 936 (1986) untuk pengujian kerapatan, kadar air, penyerapan air, pengembangan tebal, MoE, MoR, dan IBS. Hasil analisis keragaman menunjukkan P3 (ukuran partikel 40 mesh) berpengaruh sangat signifikan terhadap kadar air, penyerapan air, pengembangan tebal, MoE, MoR dan IBS, dan berpengaruh signifikan terhadap kerapatan. Berdasarkan pemenuhan terdapat nilai pada standar pengujian yang digunakan, disimpulkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan P3 (ukuran partikel 40 mesh) dengan nilai rataan untuk kerapatan 1,195 g/cm3 , kadar air 6,774%, pengembangan tebal 1,629%, MoE 3029,09 N/mm2 (memenuhi ISO 8335- 1987), penyerapan air 18,6% (memenuhi MS 934), MoR 5,57 N/mm2 (tidak memenuhi ISO 8335-1987) dan IBS 0,736 N/mm2 (tidak memenuhi BS 5669-1989). Partikel serbuk kayu ulin ukuran 20, 30, dan 40 mesh yang sudah direndam dengan NaOH 2% selama 2 jam cukup baik digunakan sebagai bahan baku papan semen partikel.