Patima, NIM 1708015195, Kunyi 17 Mei 1999, Minat Studi Hukum Tata Negara, Dengan Judul ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP BATAS USIA CAPRES-CAWPRES DILIHAT DARI PERSFEKTIF ASAS OBJEKTIFITAS DAN ASAS NEGATIF LEGISLATOR (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 90/PUU-XXI/2023 TENTANG BATAS USIA CAPRES-CAWPRES), di bawah Pembimbing Utama Ibu Dr. Rosmini, S.H., M.H. dan Pembimbing Pendamping Bapak Dr. Insan Tajali Nur, S.H., M.H. Dalam mencalonkan diri sebagai Presiden dan Wakil Presiden harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang yang sudah ditetapkan, dalam hasil Putusan Mahkamah Konstitusi dalam memutus Perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang pengujian Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, banyak menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak karena berpotensi melanggar asas dalam menjalankan kekuasaan kehakiman sehingga berdampak pada nama Mahkamah Konstitusi. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian doctrinal. jenis data yang digunakan penulis adalah data dengan bahan hukum primer, sekunder, tersier. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi tentang batas usia telah menimbulkan pelanggaran kode etik yang di lakukan hakim Konstitusi sehingga berdampak pada pemberhentian Ketua Mahkamah Konstitusi. Dalam hal ini Hakim Konstitusi dalam memutus suatu perkara belum benar-benar menjalankan aturan-aturan yang sudah ditetapkan sehingga masih terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Hakim Konstitusi. Oleh karena itu kedepannya terkait dengan memutus suatu perkara hakim benar-benar menjalankan tuganya dengan baik. Dalam putusannya Mahkamah Konstitusi telah menambahkan frasa baru atau positive legislator yang melampaui kewenangannya sebagai negative legislator dan malah mengambil peran legislative sebagai pembentuk UndangUndang dengan merumuskan norma-norma baru dalam putusannya. Seharusnya Mahkamah tidak terlalu jauh dalam mengambil keputusan.