Modal sosial dalam kelompok adalah hal yang menentukan dalam pencapaian tujuan bersama, seperti halnya pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Sinar Nilam yang memanfaatkan mangrove yang berada di Kelurahan Muara Kembang, bagian dari mangrove kawasan Delta Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Analisis terhadap modal sosial yang meliputi kepercayaan, jaringan dan norma sosial dalam KTH dapat berperan dalam optimalisasi nilai pemanfaatan produk hasil mangrove dan efektivitas dalam pengelolaannya. Untuk itu mengingat pentingnya peran modal sosial tersebut maka penelitian kali ini bertujuan untuk mengidentifikasikan pola pemanfaatan produk hutan mangrove, menganalisis peran karakteristik individu sebagai bagian dari modal sosial kelompok KTH, dan menganalisis peran modal sosial kelompok dalam pemanfaatan produk hutan mangrove di Kelurahan Muara Kembang Kabupaten Kutai Kartanegara. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Delta Mahakam adalah salah satu kawasan ekosistem hutan mangrove dengan luasan tutupan Nipah terbesar di dunia yang terletak di kawasan. Selain fungsi ekologisnya kawasan mangrove ini juga penyangga perekonomian masyarakat di sekitarnya. Pemanfaatan mangrove di Delta Mahakam dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH), salah satunya KTH Sinar Nilam. merupakan bagian yang penting dari kehidupan sosial yang diikat oleh norma-norma, aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang dikenal sebagai modal sosial masyarakat. Penelitian ini menggunakan Social Capital Assesment Tool (SCATKrishna dan Shrader, 1999), SCA menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menciptakan pengukuran komplementer dan kompleksitas dimensi modal sosial. Analisis hubungan kuantitatif menggunakan uji Spearman Rank dan analisis deskriptif kualitatif. Responden penelitian adalah anggota kelompok KTH Sinar Nilam dan informan kunci berasal dari KPHP Delta Mahakam. Hasil penelitian menunjukkan identifikasi pola pemanfaatan Hutan Mangrove oleh KTH Sinar Nilam sebagai berikut: 1). jenis yang dimanfaatkan masyarakat adalah nipah (Nypah fruticans Wurmb) yang diambil lidi yang diekspor dan daunnya untuk selonsong atau bungkus ketupat, sedangkan ratarata indeks pola pemanfaatannya masuk dalam kategori sedang dengan nilai sebesa 6,41. 2). analisis hubungan antara karakteristik individu dengan pemanfaatan produk hutan mangrove, nilai korelasi yang dihasilkan adalah 0,250 dengan nilai signifikasi sebesar 0,080, artinya Tingkat kekuatan korelasi antara karakteristik individu dan pemanfaatan produk hutan mangrove adalah lemah. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan produk hutan mangrove tidak dipengaruhi oleh karakteristik individu dari suatu kelompok. 3). Sedangkan karakteristik individu dan modal sosial memiliki hubungan yang positif dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,610 pada taraf signifikansi 1%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi karakteristirk individu yang ditunjukkan dengan indikator: usia, jenjang pendidikan, pendapatan, luas lahan dan lama tinggal, maka semakin tinggi modal sosial yang dimiliki individu tersebut. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan jika modal sosial yang diukur dengan kepercayaan, jaringan dan norma ditingkatkan maka dapat meningkatkan pemanfaatan produk hutan mangrove.