Stunting adalah suatu kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak terlihat lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Stunting di Kota Samarinda juga merupakan masalah yang dintervensi, termasuk di wilayah Puskesmas Remaja, dimana pada tahun 2022, angka stunting mencapai 21,5%. Stunting sendiri dapat terjadi jika pola pemberian makan kepada anak tidak tepat, pengetahuan pengasuh tentang gizi kurang, serta dukungan keluarga yang kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola pemberian makan, pengetahuan gizi, dan dukungan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Remaja Kota Samarinda pada tahun 2024. Desain penelitian yang digunakan adalah casecontrol dengan jumlah sampel 72 responden dengan balita berusia 6-24 bulan. Pengumpulan data dilakukan secara offline menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ditemukan pada ibu yang memiliki anak stunting, sebanyak 45,8% memberikan makan secara tidak tepat, 62,5% ibu memiliki pengetahuan gizi yang rendah, dan 45,8% ibu memiliki dukungan yang cukup dari keluarga. Analisis data menggunakan chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara pola pemberian makan (p=0,016) dengan nilai OR 3,667 dan pengetahuan gizi (p=0,045) dengan nilai OR 2,778 dengan kejadian stunting. Namun, tidak terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kejadian stunting (p=0,102). Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat hubungan signifikan antara pola pemberian makan dan pengetahuan gizi dengan kejadian stunting, dan tidak terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kejadian stunting. Saran yang dapat diberikan kepada para ibu adalah memberikan makan yang beragam dengan porsi dan waktu yang tepat. Serta mencari tahu informasi mengenai pemenuhan gizi balita dari sumber manapun.