Kanker payudara merupakan jenis kanker yang menjadi penyebab utama kematian pada wanita. Hal ini disebabkan salah satunya karena para penderita kanker tersebut seringkali melakukan pemeriksaan ketika sudah memasuki stadium lanjut dan sukar disembuhkan. Upaya deteksi dini penting dilakukan terutama pada individu dengan riwayat keluarga kanker payudara. Periksa
payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara mendeteksi dini yang bertujuan mencegah terjadinya kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan perilaku
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada keluarga pasien kanker payudara dengan populasi sampel yakni pasien kanker payudara pada tahun 2022, yangberjumlah 532 orang. Desain cross setional dengan pengumpulan data menggunakan google formulir. Dilaksanakan pada desember 2023 – april 2024dengan sampel 82 responden dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis
menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0.05). Hasil penelitian menyatakan 84.1% anggota keluarga pasien pernah melakukan pemeriksaan SADARI. Uji bivariat menunjukan terdapat hubungan persepsi kerentanan (p-value = 0.000), persepsi keseriusan (p-value = 0.000), persepsi manfaat (p-value = 0.000), persepsi hambatan (p-value = 0.027), cues to action (p-value = 0.020), dan self-efficacy (p-value = 0.027) dengan perilaku pemeriksaan SADARI. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan, cues to action, dan self-efficacy dan perilaku pemeriksaan SADARI pada keluarga pasien kanker payudara di Kalimantan Timur. Disarankan kepada komunitas support kanker (KSK) kota
Samarinda dapat mengembangkan program kesehatan yang bersifat promotif dan preventif khususnya mengenai penyakit kanker payudara serta prosedur SADARI.