Kabupaten Kutai Barat yang beribukota di Sendawar ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat,Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang. Luas Kabupaten Kutai Barat saat itu adalah sekitar 31.628,70 km2 atau kurang lebih 15% dari luas Provinsi Kalimantan Timur.Isu lingkungan yang terjadi berdasarkan BPBD dari tahun 2018 wilayah Kabupaten Kutai Barat telah mengalami beberapa bencana alam seperti kebakaran lahan, banjir, kekeringan, tanah longsor, angin puting beliung dan adanya pencemaran daerah aliran sungai. Terdapat tiga sektor penyebab munculnya bencana alam pada daerah Kutai Barat yaitu adanya pertambangan, perkebunan sawit dan industri. Isu-isu lingkungan tersebut dapat menjadi isu strategis dalam pembangunan Kabupaten Kutai Barat.
Pembahasan isu strategis dapat dilakukan dengan menggunakan metode D/P/S/I/R, yakni pembahasan menyeluruh masing-masing isu lingkungan terkait Driving Force, Pressure, State, Impact dan Response. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis penggunaan tata guna lahan, analisis kualitas air dan udara serta mengetahui isu strategis lingkungan yang ada di Kabupaten Kutai Barat. Menggunakan data sekunder didapatkan dari referensi jurnal maupun dokumen penting beberapa dinas terkait dalam mendukung penelitian ini. Adapun beberapa data yang diambil contoh kualitas air dan udara dapat ditemukan di dokumen pengelolaan lingkungan hidup, dan sebagainya. Dilakukan analisis penggunaan lahan, analisis air, dan analisis udara dengan metode DPSIR.
Isu Startegis yang di dapatkan dengan Metode DPSIR yaitu Penurunan Kualitas dan Kerusakan Lingkungan Hidup hal ini dipicu dengan adanya ahli fungsi lahan yang berpotensi menurunkan kualitas lingkungan yang memicu erosi tanah dan adanya pembuangan limbah langsung ke badan air menurunkan kualitas air hal ini menjadi penyebab menurunnya kesehatan masyarakat pada daerah Kutai Barat dan terjadi bencana alam tercatat pada tahun 2021 areal yang terdampak bencana alam seluas 2.652.973,36 Ha.