Daun Mekai (Pycnarrhena tumefacta Miers) merupakan tumbuhan khas yang banyak ditemui didaerah pedalaman Kalimantan. Daun mekai diyakini telah lama digunakan sebagai seasoning alami bagi Etnis Dayak. Masyarakat dayak biasanya menggunakan daun mekai sebanyak 1-3 lembar daun segar untuk satu kali masak. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental kuantitatif dengan uji gugus fungsi, profil kristalinitas, morfologi, asam amino, identifikasi senyawa kimia dan sifat warna pada seasoning nabati daun mekai. Data yang telah diperoleh kemudian dibahas secara deskriptif. Pada gugus fungsi terlihat 3 puncak tertinggi yang menunjukkan gelombang 3286,108 cm-1 gugus hidroksil (Peregangan OH), 1629,555 cm-1 peregangan gugus alilfilik (deformasi OH), dan 1025,944 cm-1 gugus alkoksi (C-O). Karena pembubukan yang seragam , data difraktogram hampir sama. Hasil pengamatan morfologi terlihat berbentuk lonjong dan beronggan hal ini disebabkan oleh proses penghalusan sampel. Pada asam amino terlihat paling tinggi terdapat pada sampel M sebesar 13,80 %w/w. Selanjutnya total asam amino tertinggi kedua terdapat pada sampel SM2 sebesar 9,68 %w/w, lalu total asam amino paling rendah terdapat pada sampel SM1 sebesar 8,49 %w/w. Sampel M pertama mempunyai 40 komponen sanyawa penyusun pada seasoning daun mekai, sampel SM1 juga memiliki 40 komponen senyawa penyusun. Tapi pada sampel SM2 hanya terdapat 35 komponen penyusun, hal ini mungkin disebabkan oleh proses pencampuran pada seasoning. Hasil uji warna menunjukkan nilai kecerahan terdapat pada sampel SM1 sebasar 52,30 lalu nilai kemerahan tertinggi pada sampel M sebesar 5,14, dan nilai kekuningan tertinggi terdapat pada sampel M sebesar 24,67.