merupakan masalah dimensional di Indonesia dan menjadi fokus utama bagi pemerintah untuk mengurangi segala bentuk kemiskinan. Penelitian ini menggunakan pengelompokan non-hierarki yaitu algoritma Fuzzy Possibilistic C-Means yang bertujuan untuk mengelompokkan indikator kemiskinan berdasarkan pendidikan, ketenagakerjaan, dan standar hidup layak pada 56 kabupaten/kota yang ada di Pulau Kalimantan serta menggunakan metode evaluasi Modified Partition Coefficient dalam menentukan klaster optimal. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa klaster optimal yang terbentuk adalah 3 klaster berdasarkan metode evaluasi Modified Partition Coefficient dengan nilai sebesar 0,1165. Hasil kelompok yang terbentuk adalah 3 klaster, dengan klaster 1 beranggotaan sebanyak 21 kabupaten/kota yang memiliki variabel persentase penduduk miskin lebih tinggi. Klaster 2 beranggotaan sebanyak 19 kabupaten/kota yang memiliki variabel pengeluaran per kapita, tingkat pengangguran terbuka, umur harapan hidup, harapan lama sekolah, persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum layak, persentase penduduk miskin usia 15 tahun keatas tidak berkerja, persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak, dan kepadatan penduduk yang lebih tinggi. Sedangkan klaster 3 memiliki anggota sebanyak 16 kabupaten/kota dengan nilai rata-rata tiap variabelnya tidak lebih tinggi ataupun lebih rendah dibandingkan dengan klaster 1 dan 3