Sabrina Elsabella, NIM 2002046039, “Strategi Ekspor Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia ke Pasar India Pada Tahun 2018-2021”, dalam bimbingan Yuniarti, S.IP., M.Si. Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam ekspor CPO ke India adalah kebijakan kenaikan tarif impor yang tinggi pada tahun 2018 sebesar 44%, yang menurunkan volume ekspor dan menurunkan daya saing produk CPO Indonesia di pasar India. Kenaikan tarif impor yang tinggi akan membuat harga CPO Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan CPO dari negara lain, seperti Malaysia. Hal ini membuat CPO Indonesia kurang kompetitif dengan minyak lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Indonesia dalam memasarkan CPO ke pasar India pada tahun 2018-2021. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan sumber data yaitu data sekunder. Adapun Teknik analisis data yang digunakan adalah Teknik analisis kualitatif. Konsep yang digunakan dalam penelitian adalah konsep Diplomasi Ekonomi: Diplomasi Perdagangan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan strategi yang diterapkan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekspor CPO ke India pada tahun 2018-2021 meliputi negosiasi perdagangan, diplomasi bilateral, dan promosi sertifikasi keberlanjutan belum cukup efektif karena proteksionis India yang lebih berfokus untuk melindungi produksi minyak nabati domestiknya. Namun, pada September 2021, India menurunkan tarif bea masuk sebesar 2,5%, setelah sebelumnya menaikkan dari 30% menjadi 44% pada tahun 2018. Tarif ini berlaku sejak 11 September 2021 sesuai keterangan resmi dari Departemen Keuangan India. Langkah ini diambil untuk menstabilkan harga minyak nabati dan memastikan ketersediaannya dengan harga wajar bagi konsumen domestik.