Meningkatknya angka pertumbuhan penduduk secara tidak langsung akan menyebabkan bertambahnya jumlah timbulan sampah yang harus diolah. Penduduk di Kota Samarinda hingga saat ini berjumlah 831.460 jiwa (BPS Kota Samarinda, 2022). Limbah pasar selama ini menjadi sumber masalah bukan hanya karena bau yang ditimbulkan tetapi juga karena mempunyai banyak dampak pada manusia antara lain kesehatan (menjadi sarang/sumber penyakit), lingkungan, dan sosial ekonomi. Salah satu cara untuk dapat mengatasi permasalahan timbulan sampah yaitu, proses biokonversi dengan maggot BSF. maggot BSF dapat mereduksi limbah organik dengan tingkat reduksi sampah mencapai 55% berdasarkan berat sampah bersih dan maggot BSF bisa dimanfaatkan kembali sebagai pakan ternak karena memiliki kandungan yang cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh fisik pakan pada maggot, kandungan maggot yang dihasilkan pada biokonversi yang dilakukan pada maggot dan potensi maggot yang dihasilkan berdasarkan sampah yang ada di pasar segiri samarinda.

Pada penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis timbulan sampah di TPS3R pasar segiri dan pada pemberian pakan maggot yang dilakukan menggunakan metode rangkaian acak lengkap (RAL) dengan komposisi jumlah pakan sampah buah dan sayur yaitu 50 mg,75 mg dan 100 mg dan dengan komposisi pakan 50% buah dan 50% sayur, 25 % buah dan 75 % sayur dan 75 % buah dan 25% sayur. Penelitian ini menggunakan 9 biopon dan dilakukan sekitar 18 hari dari tahap penetasan hingga tahap pembesaran.

Hasil uji nilai kandungan kandungan protein dan lemak maggot didapatkan rata rata kandungan yaitu yaitu 36,28 % dan 18,2 %, hasil uji tersebut dan sesuai dengan standar pakan ternak unggas menurut SNI 8173-3-2015, sedangkan kandungan kelembaban atau kadar air pada maggot yaitu sekitar 16,46 % Berdasarkan jumlah pakan sampah yang digunakan sebagai pakan maggot yang ada di TPS3R pasar segiri jumlah maggot yang dihasilkan yaitu sekitar 954,432 kg maggot/siklus.