Pembelajaran daring merupakan pembelajaran memanfaatkan teknologi guna mendukung proses pembelajaran dari jarak jauh. Berdasarkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) terhitung sejak 30 Januari 2020 mengumumkan bahwa adanya penyebaran virus Covid-19 yang sudah tersebar di 25 negara di dunia dan mendeklarasikan sebagai pandemi. Sehingga Kementrian Pendidikan dan Budaya menyampaikan secara serentak untuk memberlakukan pembatasan sosial sehingga proses belajar dan mengajar dilakukan secara daring yang mana dapat mengakibatkan adanya gangguan kesehatan mental.Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif dengan pendekatan crosssectional di mana variabel independen dan dependen diamati dan diidentifikasi dalam satu waktu yang sama. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 96 orang siswa sekolah menengah atas di Kota Bontang dengan teknik purposive sampling, kemudian diuji secara statistik menggunakan uji ChiSquare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara belajar daring dengan ganguan emosional (P-value 0,003); terdapat hubungan hiperaktivitas (P-value 0,040); terdapat hubungan terhadap hubungan teman sebaya (P-value 0,002) dan tidak terdapat hubungan terhadap perilaku proporsional (P-value 0,622) dan tidak terdapat hubungan terhadap masalah conduct (P-value 0,462) pada siswa sekolah menengah atas di Kota Bontang.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara antara berlajar daring di era pandemi terhadap kesehatan mental siswa sekolah menengah atas di Kota Bontang. Saran dari penelitian ini ialah perlu adanya peningkatan pengetahuan melalui sosialisasi, observasi dan evaluasi terhadap kesehatan mental.