Yuyun Kafidhotul Hikmah, 2023 Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas X MAN 1 Samarinda Tahun Ajaran 2022/2023. Penelitian ini dibimbing oleh Rury Muslifar, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Yasintha Sari Pratiwi, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing II.
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan diberlakukannya kurikulum Merdeka. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru Bimbingan dan Konseling dalam implementasi kurikulum Merdeka untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Siswa Kelas X di MAN 1 Samarinda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriftif. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah 1 guru BK, waka kurikulum, dan 2 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru BK sudah melaksanakan kelima peran, akan tetapi pelaksanaannya masih kurang optimal.Adapun kelima peran tersebut diantaranya sebagai agen perubahan, agen pencegahan utama, manajer, model, dan koordinator. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya jam BK di sekolah. Namun begitu, guru BK tetap melaksanakan perannya untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai agen perubahan, agen pencegahan, manajer, model, dan koordinator. Guru BK sebagai agen perubahan memberikan layanan BK sesuai dengan kebutuhan peserta didik, akan tetapi pelaksanaan kurang optimal karena peserta didik menganggap guru BK sebagai “polisi sekolah”. Guru BK sebagai agen pencegahan utama memberikan layanan informasi, tetapi pelaksanaan kurang optimal karena guru BK tidak bisa mengontrol informasi yang diterima peserta didik dan tidak semua orang tua paham mengenai Profil Pelajar Pancasila. Guru BK sebagai manajer melakukan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, akan tetapi pelaksanaan kurang optimal karena tidak ada jam BK di sekolah. Guru BK sebagai model memberikan contoh seperti berpakaian rapi, bertutur kata santun, bekerja sama dengan orang lain, melaksanakan sholat, mengikuti agenda rapat, ramah, disiplin, dan mencontohkan peserta didik sebelum berkegiatan diawali dengan doa, akan tetapi pelaksanaan kurang optimal karena tidak semua peserta didik meniru apa yang sudah dicontohkan. Guru BK sebagai koordinator melakukan kolaborasi dengan kepala sekolah, berkolaborasi dengan pihak orang tua melalui komite, dan bersama anggota MGBK sebagai wadah profesi.