Dalam melakukan aktivitas pengumpulan nektar dan polen, lebah kelulut tidak terlepas dari persaingan dan ancaman dari predator dan nektarivora lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, tingkat persaingan antar lebah kelulut dan nektarivora lain, ancaman predator selama pengumpulan pakan dan hubungan pola iklim mikro dengan tingkat persaingan dan ancaman. Penelitian dilaksanakan di Perlebahan Rimbawan, Samarinda Utara, Kalimantan Timur. Pengumpulan data dilakukan langsung pada objek tumbuhan pakan Air mata pengantin (Antigonon leptopus), Pukul delapan (Turnera subulata), Krokot (Portulaca grandiflora), Karamunting (Melastoma malabathricum), Batavia (Jatropha integerrima) selama dua bulan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis lebah kelulut dominan yang mengunjungi objek tumbuhan pakan, yaitu Heterotrigona itama 36%, Tetragonula fuscobalteata 26% dan Tetragonula melanocepala 12%. Terdapat 9 jenis nektarivora lain yang mengunjungi objek tumbuhan pakan, dimana 54% didominasi oleh semut hitam (Lasius niger). Terdapat tiga jenis predator yang mengancam keberlangsungan aktivitas lebah kelulut, yaitu laba-laba kepiting (Thomisus onustus), burung gereja (Passer montanus) dan kepik predator (Cosmolestes picticeps). Pengaruh faktor iklim mikro yang mempengaruhi aktivitas persaingan dan ancaman lebah yaitu suhu udara, kelembapan udara, intensitas cahaya dan kecepatan angin. Keadaan klimatis ini mempengaruhi aktivitas lebah kelulut, dimana lebah kelulut mulai beraktivitas pada pagi hari dan akan terus meningkat hingga siang hari dan menurun secara perlahan hingga sore hari. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para pembudidaya lebah kelulut khususnya dalam hal penyediaan sumber tumbuhan pakan sehingga dapat mengurangi terjadinya persaingan dan potensi ancaman predator.