Penanaman pada areal tambak bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologi mangrove dan meningkatkan produktivitas bekas tambak yang lebih ramah lingkungan, sedangkan penanaman pada areal sempadan sungai bertujuan untuk menjaga pengikisan di daerah pantai akibat gelombang dan arus laut yang sifatnya destruktif atau merusak. Dalam upaya rehabilitasi terdapat beberapa faktor pembatas tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove, seperti limbah kayu, gelombang arus sungai dan tumbuhan liar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keberhasilan tumbuh, intensitas serangan hama dan penyakit, faktor kualitas air dan mengidentifikasi faktor fisik potensial penghambat tumbuh pada tanaman R. mucronata pada tapak bekas tambak dan sempadan sungai. Penelitian ini dilakukan di Muara Jawa dan Sepatin Delta Mahakam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sampling dengan ukuran petak (PU) 20m x 20m kemudian dianalisis sesuai dengan jenis datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hidup tanaman di tapak bekas tambak adalah 89% dan tapak sempadan Sungai sebesar 92%, dengan nilai persentase tersebut penanaman R. mucronata di Delta Mahakam dinyatakan berhasil berdasarkan peraturan peraturan kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove nomor: P. 4/KABRGM/2022 tentang petunjuk teknis percepatan rehabilitasi mangrove yang menyatakan keberhasilan tumbuh tanaman sebagaimana dimaksud ditentukan paling sedikit 55% (lima puluh lima persen) dari tanaman awal. Intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman mangrove di tapak bekas tambak sebesar 18% dan sempadan Sungai memiliki intensitas serangan sebesar 8%, dengan kategori kerusakan tanaman tergolong rusak ringan. Faktor kualitas air di lokasi penanaman R. mucronata Mangrove yaitu DO memiliki korelasi cukup kuat terhadap pertumbuhan mangrove, TDS, Salinitas, pH dan Suhu memiliki korelasi sangat kuat terhadap pertumbuhan mangrove. Faktor fisik potensial terhadap kerusakan mangrove pada bekas tambak 100% disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman sedangkan pada tapak sempadan sungai dipengaruhi oleh limbah kayu sebesar 91,30% dan gerusan arus sebesar 7,88%.