Sebuah keluarga sering kali dikenal sebagai unit sosial paling kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Putusnya ikatan pernikahan bisa disebabkan oleh adanya salah satu yang meninggal dunia, adanya keputusan bercerai dari kedua pihak, atau karena salah satu pergi dari tempat tinggal sehingga pihak pengadilan memutuskan bahwa kedua pihak telah berpisah. Perempuan yang mengalami perceraian harus siap berperan ganda sebagai ibu tunggal, serta menghadapi tantangan yang kompleks dalam dinamika keluarga. Melalui kebersyukuran dan kepribadian tangguh diharapkan ibu tunggal dapat menjalani kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara tingkat kebersyukuran dan kepribadian tangguh pada ibu tunggal yang bekerja, terutama di kota Balikpapan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan 104 ibu tunggal yang bekerja di Balikpapan, yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala untuk mengukur kepribadian tangguh dan kebersyukuran. Analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kebersyukuran dengan kepribadian tangguh pada ibu tunggal yang bekerja di kota Balikpapan, dengan nilai korelasi (r) = 0.193 dan p = 0.000 (p < 0.05). Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kebersyukuran yang dimiliki seseorang, semakin tinggi juga tingkat kepribadian tangguh yang dimilikinya.