Bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) merupakan tanaman herbal yang berkhasiat untuk kesehatan tubuh, yang merupakan jenis pangan fungsional yang mampu dikembangkan. Perbedaan umur panen dan metode pengeringan yang berbeda diduga akan mempengaruhi kandungan proksimat dilamanya. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh metode pengeringan dan umur panen, sehingga dapat menjadi dasar bagi penelitian berikutnya untuk mengembangkan potensi pembuatan minuman fungsional dari umbi bawang tiwai pada masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri atas2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu umur panen (5, 7, 9) dan faktor kedua yaitu metode pengeringan (microwave, kering angin, alat pengering herbal)dengan tanpa pengeringan atau segar sebagai kontrol. Pada penelitian ini simplisia bawang tiwai dibuat dengan umur panen 5,7 dan 9 bulan. Dengan metode pengeringan menggunakan angin-angin pada suhu 370C selama 2 hari, pengering herbal ± 480C selama 24 jam dan microwave pada presentase 100P atau 1100C selama ± 10 menit per 150 gram. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, kadar lemak, protein dan karbohidrat. Data hasi uji yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Hasil sidik ragam yang menunjukan perbadaan nyata pada α 5%, dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Tesr (DMRT). Hasil penelitian menujukan bahwa pengaruh berbagai umur panen bawang tiwai dan metode pengeringan simplisia berpengaruh nyata terhadap nilai uji kadar air, kadar abu dan kadar lemak, sedangkan kadar protein dan kadar karbohidrat berpengaruh tidak nyata. Adapun rata-rata yang didapatkan kadar air 3,66-10,29% , kadar abu 2-2,53% , kadar lemak 0,5-5,48% , kadar karbohidrat 80,97-84,88% dan kadar protein 4,49-6,71%.