Pragmatik adalah sebuah ilmu dari cabang linguistik yang mengkaji tentang makna dan konteks penggunaan bahasa. Konteks dalam kajian pragmatik memiliki peranan yang sangat penting, yaitu untuk membatasi penafsiran suatu bahasa.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk deiksis pronomina persona pada bahasa Kutai Kota Bangun dan kesesuaian percakapan masyarakat terhadap kesantunan berbahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah deiksis pronomina persona dan percakapan yang menyangkut dengan maksim kesantunan berbahasa. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil percakapan masyarakat atau informan yang berada di Desa Kedang Murung dalam bahasa Kutai Kota Bangun. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan empat teknik, yaitu teknik observasi, teknik sadap, teknik wawancara dan teknik tulis. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ada hasil yang ditemukan, meliputi deiksis pronomina persona pertama tunggal dan jamak, deiksis pronomina persona kedua tunggal dan jamak, deiksis pronomina persona ketiga tunggal dan jamak, dan hasil percakapan informan dalam kaidah kesantunan berbahasa. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan didapat dua simpulan. Simpulan pertama, berupa bentuk deiksis pronomina persona dalam bahasa Kutai Kota Bangun terdapat tiga bagian yakni, deiksis pronomina persona pertama tunggal dan jamak (aku, nyawa, kami, dan etam). Deiksis pronomina persona kedua tunggal dan jamak (kau, kita, kula, dan kita). Deiksis pronomina persona ketiga tunggal dan jamak (iye dan side). Simpulan yang kedua, berupa faktor yang mempengaruhi penggunaan deiksis persona terhadap kesantunan berbahasa adalah ketepatan dalam pemilihan kata pronomina persona dengan memperhatikan lawan tutur dan kesesuaian pertuturan yang dituturkan oleh penutur atau lawan tutur dengan kesesuaian maksim kesantunan berbahasa. Bahasa Kutai merupakan sebuah bahasa yang menjadi identitas di beberapa wilayah di Kalimantan Timur, diantaranya Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Samarinda, dan Bontang. Selain sebagai media komunikasi, bahasa Kutai juga merupakan sebuah media verba yang menunjang perkembangan kebudayaan di wilayah Kabupaten Kutai.